Saya sering bertanya kenapa saya belum juga bertemu dengan #Besar dan menikah. Padahal dalam rencana hidup saya, saya menikah umur 22 dan setelahnya barengan melanjutkan S2 ke Eropa. Kenyataannya? Sekarang saya 25 dan saya single.
Jangan salah sangka, saya menikmati hidup saya, sangat! Tapi orang tua terkadang menginginkan pernikahan sebagai bukti kalau anaknya bahagia khan?
Padahal tahun ini saya sedang berbahagia setelah tahun lalu saya berantakan karena rencana hidup saya semuanya gagal. Tahun ini untuk pertama kalinya saya tahu ingin melakukan apa, memilih kota dimana saya ingin tinggal, mencoba diving yang sejak dulu ingin saya lakukan, mendalami fotografi dan bertemu dengan orang-orang yang luar biasa dalam hidup saya. Yang paling luar biasa, tulisan saya diterbitkan.
Tapi orang tua saya tidak melihat itu. Entah berapa kali dalam sebulan ini saya mendengar mereka mengucap "Kakak kapan nikah ya?" Dan saya hanya terdiam sambil berdoa dalam hati saya. Well, saya ingin membahagiakan mereka, sangat!
Saya bertanya pada Tuhan? Berulang kali! Tapi Tuhan bergeming. dan saya mencoba mengartikan diamnya Tuhan sebagai pertanda bahwa saya harus sabar.
Mungkin selama ini Tuhan tahu bahwa saya sangat rewel jadi Tuhan sedang menyimpannya sampai dia bisa memenuhi kerewelan saya.
Saya terdengar egois? Mungkin. Tapi percayalah saya juga melakukan sesuatu untuk mengurangi kerewelan saya. Saya mulai belajar untuk tidak boros, belajar menata perasaan dan emosi, dan perlahan saya mulai mencoba untuk "mengikat" kaki saya di rumah dengan mengatur ulang semua rencana traveling saya.
Karena saya percaya, Tuhan akan mempertemukan saya dengan #Besar ketika saya dan dia berada dalam satu titik yang "serupa"/ Mulai dari pola pikir, pola hidup sampai rencana masa depan. Karena itu dalam proses ini tidak ada yang menunggu, saya dan #Besar sama-sama berupaya bahkan sejak kami belum bertemu.
Jadi, saya memilih untuk menyiapkan diri saya dari pada galau memikirkan kenapa juga belum menikah sampai sekarang.
No comments:
Post a Comment