Seharusnya aku sendirian tapi
kenapa hidungku mencium aroma asing? Aku mengendus udara di sekitarku, benarkah
aku sendirian?
Langkahku mendadak menjadi berat,
potongan berbagai berita kriminal yang memenuhi pemberitaan media massa
memenuhi pikiranku. Pencurian, pemerkosaan dan ... Tuhan!
Dengan tangan gemetar aku mencari
smartphone di dalam tasku yang penuh
dengan berbagai barang. Duh, seharusnya tadi aku mengantonginya! Panik aku
mengeluarkan semua barang dari tasku sambil berusaha untuk tidak berisik.
Akhirnya aku menemukan gadget mungil
itu dan langsung menekan angka 1, speed dial untuk Mas Bima.
Maaf nomor yang anda hubungi... ARGH! Kenapa handphone Mas Bima malah ga aktif sih!
Aku baru akan kembali menekan
tombol call ketika aku melihat kenop
pintu kamarku berputar. Panik aku langsung mengambil pajangan di dekatku dan
bersiap memukul siapa pun yang keluar dari sana!
“Pumpkin,
kamu lagi ngapain?” Suara yang sangat aku kenal menyapa dan menghentikan
gerakanku di udara.
“Kaget? Kamu pasti lupa kalau aku
pulang hari ini,” dia memelukku dan aroma asing itu menguat.
Bodoh! Kenapa aku bisa melupakan
aroma parfum suamiku sendiri?! Perpaduan bergamot, lemot, campuran rempah dan musk yang ringan dan segar. Padahal aku
yang membelikan parfum ini untuknya.
“Eh, kamu tadi mau ngapain dengan
pajangan kucing antik dari Cina itu?” ***
No comments:
Post a Comment