Wednesday, March 25, 2015

Malaikat yang Jatuh

She looks like an angel.

Di saat seperti ini, ketika dia hanya mengenakan kemeja putih milikku yang kebesaran juga tanpa riasan dan asyik bercengkrama dengan buku, dia benar-benar terlihat seperti malaikat.


Cantik. Lembut. Menenangkan. Sempurna.

Rasanya kejadian tadi malam hanya mimpi atau imajinasi liarku.

Setelah menyetir seperti orang kesetanan aku sampai di club kesukaannya. Menemukan dia berdiri limbung sambil sesekali terkikik ketika ada pria yang menyapa atau menyentuh kulitnya yang tidak tertutupi apapun. Seketika ada panas yang memenuhi dadaku.

Aku langsung turun dan menariknya masuk ke mobil. Setelah drama dia memuntahi bagian depan kaosku.
Sepanjang perjalanan dia tertidur lelap di sampingku. Riasan yang berantakan, rambut yang awut-awutan dan pakaian beraroma asam lambung, tapi semua itu tidak dipedulikannya. Dia tertidur. Lelap. Seperti bayi.

Setelah memarkirkan mobil di basement apartemen Mikha, aku berusaha membangunkannya. Gagal. Akhirnya aku memutuskan untuk menggendongnya.

"Hm...aku ngerasa kayak princess, Ibra," dia menceracau tepat ketika pintu lift menutup.

"Dan kamu pangeranku," dia mencium tengkukku lembut dan penuh gairah.

"Kha, stop it," aku membenarkan posisi tanganku, "Kamu enggak mau kita jatuh, kan?!"

"Jatuh?" Dia terkikik, "Bukannya lebih seru ya?"

"Kamu mabuk. Daripada ngelantur mendingan kamu diam."

Mikha tidak mengucapkan sepatah kata pun lagi. Tapi bukan berarti dia diam. Tangannya mulai menjelajah tengkuk dan punggungku. Dia merapatkan wajahnya ke telinga dan mulai menggigit telingaku.

"SHIT!" Aku berusaha menjauhkan telinga darinya, "Kita masih di lift. Stop it!"

"Why? Why should I stop, Beib?" Dia tersenyum menggoda, "Kamu suka, kan, Beib?"

Mikha semakin tidak terkendali. Begitu juga aku.

"Mikha! Please!"
"Apa, Beib?" Dia tidak berhenti.

"Aku bilang berhenti, Kha!"

Mikha tidak mempedulikan penolakanku. Dan aku lelah untuk menolak. Akhirnya aku membiarkan dia melakukan apa yang diinginkannya. Aku bahkan membalasnya.

Denting lift mengejutkanku. Seketika aku menarik bibirku dari bibirnya dan bergegas keluar. Dalam gendonganku Mikha terkikik lalu kembali menenggelamkan wajahnya di leherku.

Setelah pintu apartemen menutup, Mikha melompat turun dan gendonganku dan mulai..
.
"Beib, kamu ngapain di situ? Udah lama?" Mikha tersenyum, manis bukan seringaian serupa wanita nakal yang semalam ditunjukannya, "Sorry aku enggak sadar. Keasyikan baca."

Aku membalas senyumnya, "Baru aja. Kamu masih pusing?"

Dia menggeleng kepalanya, "Udah enggak. Maaf ya semalam aku ngerepotin kamu. Aku enggak tahu harus ngehubungi siapa selain kamu."

"It's okay. Tapi kamu harus ngurangin party-party gitu, ya? Enggak baik buat kesehatan kamu."

"Iya, Ibra," dia mengecup pipiku lembut, "Makasih ya kamu udah perhatian sama aku."

Aku mengusap kepalanya lembut. Mikha yang ada di hadapanku dan Mikha tadi malam yang berada dalam ingatanku sangat berbeda. Seakan mereka orang berbeda.

"Ah, iya! Aku pakai kemeja yang kamu tinggalin di sini, cantik enggak?" Dia berputar, seperti anak kecil yang memamerkan baju barunya.

"Cantik, Sayang," aku mengecup keningnya lembut.

Saat ini dia malaikatku. Beberapa detik kemudian... entahlah. 

Mungkin dia benar malaikat yang jatuh dari surga. Tergelincir.

Lucifer. 




13 comments:

  1. Ya Tuhaaaann kakakk -___-"
    Jijik jijik liar gitu imajinasinya. Hhahahhahaha. Tapi it's okeylaaahhh,, gak ada typo! Horeeee

    Ih, cihuy banget. Akikah pertamax cyiiin :*
    Besok pagi udah ada lagi yak episode selanjutnya. Hehhehehe :*
    *dilemparbatu*

    ReplyDelete
    Replies
    1. ((Jijik liar))
      Be...besok?
      *ogah bangun*

      Delete
    2. ih suka begitu. tau2 pagi ini udah ada 2 yg kudu dibaca :p

      Delete
  2. *tutup mata* ---> berasa masih polos hahaha

    Bentar aku jadi curiga, jangan-jangan Mikha berkepribadian ganda. Hahah ini suer tebakan ngasal. Dan Sher mana? Aku kangen dia (baru juga ga nongol sekali ini) ^_< lanjutannya selalu ditunggu Mbak Dy ~

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kamu? Polos? Yakin?

      Hihi silakan menebak *kalem*
      Hm..Sher? Lagi sibuk.hunting foto.

      Delete
  3. Jadi... ceritanya bukan yang kaya aku bayangin?? *natap horor
    Ka bram, udh aku bilangin *eh iya gitu??
    ka mikha punya 2 sifat pada waktu yg beda bisa jadi baik and u know what i mean ka bram...
    aku lebih suka ama ka Sher jadi.... ya gitu deh... *muka kusut

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kamu bayangin ceritanya gimana? *kepo*

      eh, muka kusutnya mau disetrikain?
      *kabuuur*

      Delete
  4. Awal cerita bayangin si Mikha itu emang benar2 malaikatnya Ibra. Tapi... makin kesini aku suka sama Sher. Satu episode ga nongol aja aku udah kangen :D

    ReplyDelete
  5. Shernya mana, kak? Sheeeeerrr muncullah *ting* *kemudian sher muncul :D males ih sama Mikha, suruhin dia tobat yaa kak :p

    ReplyDelete
  6. Ya ampun mikha ga nyangka malaikat bisa begitu kelakuannya * hahahahah*
    Ka bran ama ka sher aja kenapa .kasian sendirian ka shernya

    ReplyDelete