Setiap wanita, siapapun dia, dengan latar belakang apapun dan dengan kondisi sosial seperti apapun pasti menginginkan sebuah pernikahan.
Bahkan sejak kecil, dongeng yang diceritakan oleh orang tua kita selalu berakhir dengan pernikahan yang membawa kebahagiaan yang abadi. kebahagiaan untuk selamanya.
Tapi benarkah?
Bukan maksudku mempertanyakan kebahagiaan dari pernikahan. Bukan pula karena aku mempertentangkan pernikahan, tidak.
Sejujurnya, aku bahkan sangat ingin untuk menikah. Bukankah membahagiakan ketika kita tahu bahwa ada seseorang yang akan selalu berjuang sekuat tenaga untuk membahagiakan kita dan memberikan segala yang terbaik untuk kita?
Ya, saya termasuk wanita yang mendambakan pernikahan.
Jadi, pertanyaan saya bukan untuk menentang atau mempertanyakan pernikahan itu.
Itu hanyalah sebuah pertanyaan karena melihat kondisi sosial di sekitarku.
Jika pernikahan hanya satu-satunya membawa kebahagiaan yang abadi, lalu bagaimana dengan mereka yang tidak menikah? Mereka yang mendamba untuk menikah tapi belum mampu untuk atau belum menemukan seseorang yang ingin menghabiskan sisa umur bersama dengannya, bagaimana dengan mereka?
Tidak berhakkah mereka untuk kebahagiaan?
Lalu bagaimana dengan mereka, para wanita yang sudah menikah tetapi kemudian bercerai? Apakah mereka tidak berhak untuk kebahagiaan? Sepenuhnya salah merekakah hingga pernikahan itu berakhir dan mereka tidak bisa untuk bahagia, selamanya?
Sesempit itukah arti kebahagian untuk wanita? Pernikahan?
Atau mungkin, kita, lingkungan sosial yang mempersempit arti kebahagian bagi sebagian wanita?
Entahlah.
Aku tidak tahu apapun mengenai kebahagiaan, untukku kebahagian adalah hal unik yang memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang.
Seperti untukku, kebahagian adalah saat dimana aku mampu tersenyum dari dalam hatiku, mengetik berbagai pikiran absurdku (seperti sekarang), tertawa bersama keluarga dan teman dekat, menikmati secangkir kopi hangat ditengah hujan deras dan bermain di tempat baru dengan kameraku. Dan tentu saja, pernikahan.
Jadi, apa bahagia versimu?
No comments:
Post a Comment