Selamat Pagi Ibu,
Maafkan saya dengan ingatan yang serba terbatas ini. Saya melupakan nama Ibu tapi saya masih ingat rupa Ibu. dengan rambut berponi sebatas dagu dan selalu tersenyum. Senyuman yang dulu saya takuti, maklum dulu sosok Ibu berarti tugas dan tugas.
Ada satu kejadian yang selalu saya ingat. Kali pertama Ibu memberikan tugas matematika untuk kelasku. Aku mendapatkan nilai 100 tapi bukan karena itu aku mengingatnya. Aku mengingatnya karena aku mengerjakannya di bagian belakang buku. Ya, aku terbalik mengira bagian depan dan belakang buku. Tapi engkau tidak memarahiku, tidak. Engkau hanya tersenyum mengusap kepalaku dan memintaku unuk membaca tulisanmu di bawah nilai tugasku. Pesan singkat yang dengan terbata aku baca dan aku ingat sampai sekarang. Pesan yang mengajarku untuk teliti dan lebih teliti lagi.
Terima kasih untuk tidak memarahiku waktu itu. Terima kasih untuk memilih mengajarkan sesuatu hal kecil yang sering aku lupakan, teliti pada detail. Sekarang aku berhasil menyelesaikan kuliahku dan mengerjakan beberapa proyek karena pesan yang engkau tuliskan di bawah nilaiku. Teliti dan teliti.
Terima kasih untuk perhatianmu Bu Guru.
Dengan seluruh cinta untuk malaikat tanpa sayapku.
DY
nb.
Anda pasti memafkanku yang memiliki keterbatasan memoi khan Bu?
No comments:
Post a Comment