Tuesday, February 3, 2015

[REVIEW SUKA-SUKA] Pre Wedding in Chaos

Enggak pernah terpikir kalau akhirnya di blog ini bakalan ada postingan reviewan novel dan semua ini salah nona @elpuspita. Isssh!

Sesuai permintaan si nona @elpuspita (sebagai ganti dikasih novel gratis) diriku harus mereview novel terbarunya yang berjudul Pre Wedding in Chaos, dan inilah review suka-suka Dy:

Sinopsisnya:

“Ayo kita menikah.”
What? Apa, sih, yang barusan kuucapkan? Mengajak Raga menikah? Padahal, menikah bukan prioritasku. Tapi, rasanya jahat sekali kalau aku menarik ucapanku. Jelas-jelas aku melihat binar bahagia dari wajahnya, setelah seribu kali kutolak lamarannya.
Damn! But life must go onAria. Ketimbang kuping panas mendengar sindiran Mami dan ocehan Citra yang sudah kebelet nikah, tapi tidak dibolehkan Mami karena kakak perempuannya ini belum menikah. Mari, akhiri saja drama-desakan-menikah itu dengan menuruti keinginan mereka.
Namun, kekacauan itu terjadilah. Konsep acara, undangan, pakaian, catering. Ditambah lagi perbedaan prinsip antara aku dan Raga. OMG, kemana saja aku selama ini? Sudah pacaran sembilan tahun, tapi belum mengenalnya luar-dalam.
Belum menikah saja sudah begini, bagaimana besok setelah tinggal serumah dan seumur hidup?
Ulasannya: 

Biasanya, cowok yang susah berkomitmen dan kudu didesak  untuk menikah, kan? Nah, gimana kalau dibalik? Gimana kalau ceweknya yang belum siap untuk menikah dengan beribu alasana?  Itu premis yang diangkat nona @elpuspita dalam novel Pre Wedding in Chaos (#PWiC). Yup. Cerita ini bergulir karena Aria, si nona yang tidak pernah ingin menikah, tiba-tiba mengajak Raga, si pacar sembilan tahunnya itu, untuk menikah karena seluruh dunia berkonspirasi memaksa mereka menikah. 

Seluruh dunia di sini mencakup mami, mamanya Aria yang cerewetnya ngalahain kecerewetan ibu-ibu se-RT dikumpulin, adeknya Aria yang udah kebelet nikah, dan sahabat-sahabat Aria yang enggak pernah ngerti alasan ajaib Aria. 

Dari segi cerita, @elpuspita seperti biasa merangkai cerita dengan baik dan rapi. Bahkan terkadang agak terkesan terlalu rapi tapi so far enggak bikin pembaca bosan.Ini terbantu banget dengan karakter-karakter tokoh yang kuat dan sedikit kontradiktif. Bayangin aja, salah satu teman Aria, cowok, jago make up, ngomong yaaaa melambai, tapi @elpuspita menghadirkannya sebagai suami yang cinta mati sama istri dan anaknya. 

Sedang untuk tokoh utamanya, @elpuspita menghadirkan Aria dalam karakter wanita modern yang mandiri, tahu apa dimau, tidak bergantung pada pendapat sekitar, lil bit bitchy dan keras kepala. Bagian keras kepalanya ini yang menghadirkan sebagian besar masalah di novel ini. Bayangkan, Aria ini tipikal yang selalu memikirkan semuanya sendiri dan ujug-ujug muncul dengan satu keputusan yang enggak akan pernah diubahnya sekalipun seluruh dunia berkata hal sebaliknya. Enggak ada yang bisa mengubah keputusannya dia. Bahkan sekalipun dia tahu dia salah dan ini yang bikin Dy emosi bacanya!!!! Aria terkesan tidak menghargai kehadiran Raga. 

Dan Raga... *menarik napas panjang* dia tampil sebagai pria calon suami/menantu idamannya. Bahkan sanking idamannya, ada beberapa momen di mana menurut Dy dia kurang tegas. Selalu membiarkan Aria dengan keputusan dan kekeraskepalaannya dan setelah beberapa kali, itu jadinya menyebalkan! Rasanya pengin teriak, mas, itu calon istrimu mbok ya dididik, jangan terlalu seenaknya sendiri!!

Mungkin, Dy adalah salah seorang pembaca yang menarik napas lega ketika sampai di bagian akhir cerita. Bagian akhirnya kenapa? Well, I'm not gonna tell you, baca sana novelnya! *biar diriku enggak sebal dan kesal sendiri, eh, bukan karena novelnya enggak bagus tapi sebal dan kesal karena emosi tokoh yang naik turunnya ngalahin roller coaster*

KESIMPULANNYA, @elpuspita berhasil meramu kerumitan mempersiapkan pernikahan, ketakutan tokoh yang belum siap berkomitmen dan kejadian manis yang mungkin dialami pasangan yang sedang mempersiapkan pernikahannya dengan baik dan enak untuk dinikmati. 

Pre Wedding in Chaos, bitter sweet pasangan yang sedang menyiapkan pernikahannya. 

Well done, Els!




No comments:

Post a Comment