Gadis itu mengerjapkan matanya.
Sekali.
Dua kali.
Tiga kali dan aku merasa ada yang terjatuh.
Hatiku.
Cukup tiga detik, bukan, tiga kerjapan matanya yang dibingkai bulu mata lentik aku kehilangan hatiku. Bahkan tanpa aku pernah bertukar sapa atau mengetahui namanya. Absurd. Aneh. Tapi bukankah cinta memang tidak pernah bisa dimengerti?
Dia kembali mengerjapkan matanya. Sekali. Lalu tanpa aba-aba mengangkat pandangan dari halaman buku yang sedang dibacanya dan tanpa sengaja tatapan kami bertemu selama beberapa detik.
Dan dadaku mendadak riuh seperti pasar malam.
bagus kata-katanya, oh iyah, salam kenal yah kak' :)
ReplyDeleteMakasih udah menyempatkan untuk membaca tulisan Dy.
DeleteSalam kenal juga :)
Hilang ke mana kak?
ReplyDeleteKe hatimuuuu :p
DeleteKak! Laanjuutiiiin... 😄😄
ReplyDeleteSebentar, mikirin ceritanya dulu ya :))
DeleteWe want more...
ReplyDeleteWe want more...
We want more ...
*gubrak2 pagar... usap2 netbook :D
Pagar siapa itu yang digubrak-gubrak?!
Delete*cek pagar, eh, lupa, enggak pake pagar*
Gatau kenapa kalau baca kalimat akhir yang ka Dy tulis pingin ngakak sendiri 😁✌
ReplyDeletePasti gegara pasar malam dibawa-bawa, iya, kan?!
DeleteKak, segini doang? *ditabok*
ReplyDelete