Saturday, August 11, 2012

Kenapa Bully dan Mengapa ODHA


Setelah beberapa hari yang lalu saya menulis tentang bayi saya yang baru lahir :) *bayi refers to my book*

Hari ini mendadak saya ingin menulis tentang latar belakang, mengapa saya menulis sebuah novel remaja yang membahas bully dan ODHA. Dua tema yang jarang diangkat dalam novel remaja. Selain itu tema ini juga seakan unspeakable  di masyarakat kita.

 *Saya penulis baru dan segitu sok beraninya nulis tentang bully dan ODHA*

Ide awalnya sederhana, saya hanya ingin menulis tentang ODHA. Itu aja.

Mengapa?
Karena saya pernah terperangkap dalam persepsi saya pribadi. Sebuah persepsi yang salah tentang mereka para ODHA.

Dulu.
Untuk saya, mereka ODHA adalah gerombolan orang yang hidup dengan tidak benar. Mereka hidup dengan melanggar larangan Tuhan. HIV/AIDS adalah hukuman yang Tuhan berikan pada mereka, atas kesalahan mereka. Saya sama sekali tidak berempati ataupun bersimpati pada mereka, buat apa? Bukankah itu kesalahan mereka?

Tapi itu dulu, ketika saya belum cukup banyak tahu tentang mereka, ketika saya belum bersentuhan dengan dunia mereka. Ada banyak dari mereka yang terjebak dalam "kutukan" HIV/AIDS tanpa pernah melakukan kesalahan atau melanggar perintah Tuhan.

Mereka bukan pecandu yang berbagi jarum suntik, bukan mereka yang sering berganti pasangan dan menjadikan seks bebas sebagai pengisi hari. Bukan. mereka hidup bersih dan lurus seperti kita. Mereka hanya berada pada garis nasib yang mungkin menyedihkan. 

Membahas bully karena tahun kemarin seorang sepupu kecil saya mengalami bully. Terlihat tidak berbahaya, hanya sekedar ejekan dari teman-temannya. Tapi itu termasuk penindasan dan luka akibat penindasan psikis jauh lebih berbahaya dari luka fisik. Luka psikis tertoreh lebih dalam dan sering kali tidak akan pernah sembuh. 

Dan juga karena saya pernah mengalami sesuatu yang mirip dengan pem-bully-an walau syukurnya tidak parah sampai saya kenapa-kenapa *selain menjadikan saya sedikit anti sosial dan pembenci keramaian* 

Tapi, serius, bully itu sangat tidak menyenangkan. Sampai sekarang mengingat masa-masa itu saya akan mendadak mual. Dan yang paling menyebalkan, terkadang korban sama sekali tidak mengerti mengapa mereka yang menjadi korban. 

Bully, bagaimanapun bentuknya, seharusnya tidak ada di masyarakat. Kita tidak pernah memiliki hak untuk menghakimi dan mengucilkan orang lain, karena kita tidak pernah berada pada "sepatu" mereka. Kita tidak mengerti keseluruhan cerita hidup mereka. 

Jadi,
Kenapa Bully dan mengapa ODHA? Jawab saya, kenapa tidak?




No comments:

Post a Comment