Akankah kamu tersenyum dan bertanya, apa yang aku butuhkan darimu, atau kamu akan tertawa dan menganggap itu lelucon yang aku lontarkan hanya untuk mengisi ruang pembicaraan?
Aku membutuhkanmu.
Aku membutuhkan kamu yang selalu mendengarkan setiap kata dan celetukan sampai celotehan tidak penting yang hampir selalu menghias pembicaraan kira, membutuh kamu yang selalu mampu menghadirkan kesal dan senyum disaat bersamaan, membutuh kamu yang selalu ada setiap aku membutuhkan seseorang untuk berbagi atau hanya sekedar ingin mengobrol.
Bagaimana jika aku mengatakan "aku merindumu"
Akankah kamu tertawa dan mengusiliku seperti biasa setiap kali kamu menertawakan kebodohanku, atau kamu akan diam dan menghadirkan jeda dalam pembicaraan kita?
Aku merindukanmu.
Aku merindu kamu dengan senyuman khasmu dan candaanmu yang selalu berakhir dengan kekesalanku, merindu kamu yang tidak pernah bosan menemaniku sekalipun ketika aku tidak tahu apa yang sedang aku cari, merindu kamu yang selalu menawarkan tempat untukku beristirahat dan menyesap kesendirian sekalipun kamu ada disisiku.
Bagaimana jika aku mengaku "aku mencintaimu"
Akankah kamu memelukku penuh kebahagiaan lalu kita akan menghabiskan malam bersama menertawakan kebodohan kita karena menyia-nyiakan begitu banyak waktu sebelum akhirnya bersama atau kamu akan menghilang dalam lipatan malam yang semakin menua dan tidak pernah kembali?
Aku mencintaimu.
Aku mencintai kamu yang selalu kembali hadir sejauh apapun aku menolak dan ingin untuk menghindari darimu, mencintai kamu yang selalu menggodaku dengan minuman kesukaanku, mencintaimu yang tidak pernah mengeluh menghadapi kekeraskepalaanku dan mencintaimu yang bertahun ini menjadi sahabat baikku.
Bagaimana jika ...
Bagaimana jika aku mengurungkan niat untuk mengucap semua itu?
Akankah kita tetap bisa bersama dan kembali menjadi sahabat ataukah kita akan berjarak seperti sekarang dan tidak pernah kembali seperti dulu?
Aku mencintaimu dan aku membenci untuk mengucapkannya.
No comments:
Post a Comment