Tuhan! Tidak perlu aku jelaskan
bagaimana rupa hatiku ketika aku mendengarkan celetukan pertanyaan yang,
sayangnya, tidak berhenti bergaung. Kesal, iya. Sedih, iya. Bahkan terkadang
ngerasa kalau aku anak yang ga bisa bikin orangtua bangga dan bahagia. Tapi
bukankah hidup selalu penuh dengan pertanyaan yang terus menerus hadir
sepanjang fase kehidupan kita?
Hampir 25, apa yang aku pikirkan?
Sebagian wanita yang seusia denganku
berpikir kapan akan menikah, kapan mereka akan bertemu dengan pangeran tampan
berkuda putih. Atau memikirkan kapan
proposal thesis mereka akan disetuju oleh Professor. Atau mungkin memikirkan
cicilan rumah kedua atau cicilan mobil. Dan bisa jadi mungkin mereka sedang
memikirkan bagaimana cara untuk segera naik jabatan.
Sedangkan aku? Aku pengangguran yang
kerjaannya menikmati malam yang sepi. Sesekali travelling ke beberapa tempat yang menurutku eksostis, indah dan
cukup hening untuk dinikmati. Aku bahkan masih kebingungan menentukan kota
untukku menetap. Pangeran berkuda putih? Aku tidak cukup berani untuk berharap
ada seorang pria yang akan mendekati wanita seabsurd aku.
Seandainya ada yang membelah kepalaku
hingga apa yang aku pikirkan terbaca dengan jelas, mungkin setiap bagian
pikiranku hanya berisikan rencana menakluklan dunia. Aku punya beribu rencana
untuk menaklukkan dunia yang bermain di dalam pikiranku. Aku tidak hanya ingin
sekedar hidup tanpa menjadi bagian dari sejarah dunia.
Hampir 25, apa yang aku punya?
Aku punya, mimpi. Ada banyak mimpiku
yang masih menunggu untuk diwujudkan. Mimpi menjadi penulis bestseller, mimpi menjadi relawan di
Bangladesh atau Nairobi, mimpi untuk segera menunaikan haji dengan biaya
sendiri dan mimpi memiliki tempat yang aku sebut rumah.
Aku punya, setumpuk daftar tempat yang
ingin aku kunjungi. Beberapa tempat yang ada didaftar milikku mungkintidak
pernah dimasukan orang ke dalam tujuan wisatanya. Mendaki gunung tertinggi di dunia, melihat aurora di
belahan bumi selatan, menghabiskan malam
hening dan mencoba menyukai teh mentega di Lhasa, dan setumpuk rencana
perjalanan yang menanti aku memiliki dana yang cukup untuk melakukannya.
Hampir 25, apa yang aku cari?
Aku mencari apa yang belum aku punya.
Rumah. Sebuah tempat aku kembali dari setiap perjalanan. Sebah tempat dimana
aku bisa menjadi diriku sendiri, tanpa perlu menggunakan lapisan topeng yang
aku benci. Sebuah tempat dimana aku bisa dengan bebas menikmati hening yang aku
candu.
Hampir 25.
Tapi pada akhirnya, aku kembali
tersadar bahwa sesungguhnya, jauh didalam hatiku, aku hanya ingin menjadi
seseorang yang menghabiskan waktu bersama dengan orang yang dicintainya.
Seseorang yang berkomitmen untuk menjaga janji yang terucap di depan Tuhan,
bertanggung jawab untuk selalu menyediakan bahu setiap aku bersedih dan
menawarkan dadanya setiap kali aku bahagia. Seseorang yang akan membangunkanya
setiap subuh untuk bersama membuka hari dengan menunaikan shalat, seseorang yang
selalu akan menjadi imam-ku.
Bahwa aku hanya seorang gadis yang
ketakutan akan menghadapi hidup ini sendirian yang bersembunyi dibalik jutaan
mimpi dan rencana bodoh untuk menaklukan dunia.
Seorang gadis yang terlalu ragu untuk
mencintai karena takut terluka, nantinya.
Tapi hei, aku hampir 25 bukankah ini
waktu yang tepat untuk berubah? Untuk berdamai dengan segala ketakutan dan
keraguan yang aku miliki dan mencoba untuk menjadi lebih berani?
Hampir
25, aku masih cinta travelling, masih
bermimpi menjadi penulis bestseller dan
masih mencari rumah tapi juga sedang menunggunya, #Besar-ku.
No comments:
Post a Comment