Friday, April 4, 2014

Tentang Kenangan dan Luka

"Kenapa yang hadir sekelebat itu yang meninggalkan luka begitu pekat? dan meninggalkan kenangan begitu lekat?"

Seseorang yang Dy kenal mempertanyakannya beberapa hari yang lalu dan sampai saat ini belum Dy jawab. Bukan karena Dy enggak punya jawabannya, bukan, tapi terkadang ada sesuatu yang lebih baik diendapkan dan menunggu waktu yang tepat untuk menjawabnya, kan? 

Dan entah kenapa, malam ini Dy ingin menjawabnya. 

Karena kenangan dan luka enggak berbanding lurus dengan waktu. Mungkin kenangan dan luka itu serupa dengan senja. Pernahkah kamu menghitung berapa lama langit berhias semburat orange dan horison memakan bola api itu? Kalau belum, percayalah, momen itu enggak lebih dari lima menit. Bahkan kurang. Tapi apakah lantas dia terlupakan tertelan hiruk pikuk malam? Enggak. 

Sepotong Senja di Karimun Jawa
Dibandingkan siang, dibandingkan malam, senja yang kurang dari lima menit jauh lebih meninggalkan kesan dibanding siang atau malam. 

Jangan waktu yang dijadikan patokan, tapi sedalam apa yang sekelebat itu berarti. 
Bandingkan kenangan dan luka bukan dengan waktu tapi siapa yang menghadirkan kenangan dan luka itu. 



No comments:

Post a Comment