Dia pulang!
Sejak lima belas menit yang lalu dia masih belum berhenti mengoceh. Dengan bersemangat dia bercerita tentang Varanasi yang ternyata terletak di bantaran Sungai Gangga dan sangat disucikan oleh umat hindu di India. Tidak berhenti di situ, dia juga memamer hasil jepretannya dengan obyek umat Hindu yng sedang membasuh tubuh mereka di tepi Sungai Gangga.
Tapi semua itu hanya mengambang di sekitarku. Aku tidak benar-benar mendengar apa yang diucapkannya. Aku terlalu sibuk mengamatinya. Memuaskan rindu yang sudah bertumpuk selama berminggu-minggu.
"Jadi, apa kamu merindukanku?" Dia mengakhiri ceritanya dengan bertanya sambil menatapku dan tersenyum usil. Pertanyaan iseng.
Aku tahu kalau dia hanya sedang menggodaku tapi entah kenapa merasa harus menjawabnya dengan jujur, "Sangat."
Ini bukan pertama kalinya aku berpisah lama dengannya. Dia pernah traveling lebih dari 3 bulan dan meninggalkanku menikmati kopi di sudut kafe ini sendirian. Tapi ketika itu, seingatku, aku tidak merindukannya sebesar ini. Kali ini entah kenapa rindu yang hadir sangat besar hingga aku hampir tidak mampu menampungnya.
"Benarkah?" Matanya membulat.
"Menurutmu?"
Dia tersenyum dan menyesap kopinya. Sedang aku terdiam menunggu dia mengucapkan kalau dia juga merindukanku.Sama besarnya.
Tapi hingga malam itu berakhir, kalimat itu tidak pernah terucapkan.
No comments:
Post a Comment