Alasan adegan ini dibuang? Rahasia.
Sebenarnya banyak adegan yang dibuang dari novel ini karena berbagai alasan. Tapi aku nggak akan bagi adegan yang lain karena bakalan spoiler. Kalau adegan yang mau aku bagi ini, aman, kok. Di draft awal, bagian ini aku jadiin pembuka cerita. Nah, nggak mungkin spoiler, kan?
Silakan:
Forget
the risk, and take the fall.
If it’s
meant to be, then it’s worth it all.
Awal Februari
9.15.
Holy shit! Tanpa
sadar aku mengumpat ketika melihat angka yang ditunjukkan jarum jam yang
melilit pergelangan tanganku. Aku terlambat dan Andre, kekasihku, paling tidak
bisa menolerir keterlambatan, siapa pun pelakunya. Termasuk aku. Lagian tumben banget, sih, Andre ngajak breakfast bareng?
Setelah
memastikan kalau bedakku masih terpulas sempurna, eyeliner dan maskara yang membingkai mataku masih rapi dan lipstick nude-ku masih bertahan melalui
kaca spion tengah mobil, aku bergegas turun dan membanting pintu mobilku.
Setiap detik yang berlalu semakin memperbesar masalahku!
Tanpa
mempedulikan gerimis aku berlari menuju pintu masuk café tempat Andre sedang
menunggu sambil berdoa semoga aku tidak terjatuh. Berlari menembus gerimis
dengan mengenakan high heels setinggi
9 cm sama sekali bukan keahlianku. Aku bukan Gigi, adikku semata wayang, yang
ahli melakukan apa pun dengan mengenakan high
heels bahkan yang setinggi 15 cm.
Hap! Aku mendarat di depat
pintu dengan sempurna. Butuh beberapa detik untukku merapikan pakaian dan
menepis sisa air hujan sebelum merasa
siap untuk bertemu dengannya. Aku mendorong pintu kaca dan dari jarak sejauh
ini aku langsung bisa mengenali punggungnya.
Punggung
Andre menggambarkan pribadinya dengan sempurna. Postur yang mengesankan tapi
tidak berlebihan, sedikit dingin dan percaya diri. Persis seperti itulah Andre,
profesional muda yang memiliki segalanya dan tahu cara menggunakan kelebihannya
untuk mendapatkan semua yang diinginkannya. Itu yang membuatku jatuh cinta padanya.
Tentu saha selain karena keluarga kami menyetujui dan merestui hubungan kami.
Pria dengan rencana masa depan yang matang selalu berhasil menjatuhkanku.
“Hai,”
aku mencium pipinya ringan dan aroma khas campuran aroma tubuh dan Salvatore
Ferragamo pour Homme langsung menyapa hidungku, “Sorry.”
“Sorry untuk …?” Andre terlihat sengaja
menggantung kalimatnya.
“Sorry karena aku telat pagi ini dan,” aku
menarik napas panjang, “Sorry karena
aku enggak bisa jemput kamu di bandara kemarin. Mendadak ada masalah di site. Aku kira semuanya udah ter-handle tapi mendadak pipa air bocor dan
merusak semua rencana kerja yang …”
“It’s okay, By,” dia mengulaskan senyum
yang mampu memesona wanita manapun, termasuk aku, “Aku ngerti kesibukan kamu.
Malahan aku senang pacar aku sekarang
udah jadi arsitek terkenal.”
“Makasih,”
aku menggenggam tangannya hangat walau sebenarnya aku sedikit bingung dengan
sikapnya pagi ini. Biasanya aku butuh lebih dari satu jam untuk meminta maaf
hanya karena terlambat lima menit. Tapi pagi ini?
“Aku
udah pesan chamomile buat kamu dan …”
dia memberi jeda dengan menyesap macchiato pesanannya, “Kamu cantik banget hari
ini. Aku kira bakalan ngeliat kamu dengan kaos dan jeans tapi ternyata…”
“Udah,
enggak usah gombal,” aku berusaha menutupi pipiku yang bersemu merah.
Andre
jarang memuji penampilanku. Berbanding terbalik dengan dia
yang sangat mempedulikan penampilannya dan selalu terlihat sempurna, bahkan
setelah penerbangan 20 jam penampilannya masih tanpa cela, aku lebih senang
mengenakan pakaian yang membuatku nyaman dan tidak terlalu memedulikan detail
lainnya.
“Gara-gara
ngelihat kamu cantik gini hampir aja aku lupa,” Andre mengambil sesuatu dalam
tasnya, “Oleh-oleh spesial buat pacar aku.”
Aku
menatap bungkusan yang baru saja diletakkan di atas meja dengan penuh rasa
ingin tahu, “Aku buka, ya?”
Andre
tidak menjawab, dia hanya menganggukkan kepalanya. Dan itu cukup untukku. Tidak
ingin disiksa rasa penasaran lebih lama aku langsung membuka kotak yang
dibungkus kertas bermotif khas Jepang. Rasanya sayang untuk menyobeknya tapi
aku tidak cukup sabar untuk membukanya dengan hati-hati.
“Tokyo
Tower!” Aku langsung berseru senang ketika melihat benda berwarna merah yang
ada di dalam kotak pemberiannya. “Makasih, Dre! Aku enggak nyangka kamu sengaja
nyariin ini buat aku. Padahal jadwal kamu di sana, kan, padat banget.”
“Aku
senang kamu suka,” Andre meremas tanganku, “Aku sengaja nyari yang dari keramik
karena tahu kamu enggak suka miniatur dari logam.”
Aku
menatapnya penuh terima kasih, “Aku beruntung banget punya pacar sebaik kamu,
Dre. I love you.”
Andre
tersenyum dan kembali meremas tanganku. Entah kenapa aku merasa kalau Andre
terlihat gugup. Tapi itu enggak mungkin karena Andre tidak pernah gugup. Dia
selalu terencana dan percaya diri. Mungkin ini karena aku sudah seminggu tidak
bertemu dengannya.
“By,”
Andre mengambil miniatur Tokyo Tower itu dari tanganku, “Ini juga bisa dibuka,
kayak gini.”
Aku
langsung menahan napas ketika Andre memisahkan bagian menara dengan dasarnya.
Aku tidak pernah menduga kalau hari ini Andre menyiapkan kejutan yang sangat …
indah.
Cincin.
Sebentuk
cincin dengan sebuah permata dan bertabur berlian di sekelilingnya. Ini pertama
kalinya aku melihat permata secantik ini, warnanya begitu indah, begitu
sempurna. Model dan potongannya sangat cantik dan elegan, sesuai dengan selera
dan gaya Andre.
“Dre …”
aku langsung blank. Mendadak semua
kosakata yang aku punya seperti menghilang tanpa bekas.
“Would you be mine?” Andre berbisik
pelan. ***
Itu dia potongan adegannya. Udah mulai penasaran dong dengan novel My Wedding Dress?
Kalau udah, langsung aja meluncur ke blog host pertama dari rangkaian blogtour My Wedding Dress^^
Siapa yang ga mau punya pacar sempurna kayak Andre? Walaupun agak sedikit strict sama waktu. Dan aku tetap melting huwaaaa T.T
ReplyDeleteAku jadi naksir Andre walaupun... (sebenernya ga tahan pengen ngomong disini, tapi yasudahlah). Kak Dy selalu bikin jatuh klepek2 sama tokoh ciptaannya T.T
Udah ah ga mau ngomong banyak2 nanti malah spoiler hehehehehe
Waah...senengnya kalo dilamar dengan cara kyk gt. Romantis euy. Walaupun gak dilamar dgn cara kyk gt, minimal baca novelnya deh biar ngerasain sambil ngayal dilamar kyk gt...@Kimol12
ReplyDeleteWidihhhh...... Romatisnyaaaaaa.. Tapi nggak enak deh...
ReplyDeleteJadi bikin penasaran.. :D :D :D :D
:'( :'( :'(
Harus fighting ikutan blogtour nya deh.. :D :D :D
Andreeeeeee ituuuuuuuuuuuuuu ..
ReplyDelete