Monday, November 16, 2015

My Wedding Dress - Blogtour Minggu Pertama

Sebagai pertanda dimulainya Blog Tour My Wedding Dress aku akan ngebagian salah satu adegan yang dibuang oleh editor paling kece kesayangkku :p
Alasan adegan ini dibuang? Rahasia.

Sebenarnya banyak adegan yang dibuang dari novel ini karena berbagai alasan. Tapi aku nggak akan bagi adegan yang lain karena bakalan spoiler. Kalau adegan yang mau aku bagi ini, aman, kok. Di draft awal, bagian ini aku jadiin pembuka cerita. Nah, nggak mungkin spoiler, kan?

Silakan:

Forget the risk, and take the fall.  
If it’s meant to be, then it’s worth it all.
Awal Februari

9.15. 
Holy shit! Tanpa sadar aku mengumpat ketika melihat angka yang ditunjukkan jarum jam yang melilit pergelangan tanganku. Aku terlambat dan Andre, kekasihku, paling tidak bisa menolerir keterlambatan, siapa pun pelakunya. Termasuk aku. Lagian tumben banget, sih, Andre ngajak breakfast bareng?

Setelah memastikan kalau bedakku masih terpulas sempurna, eyeliner dan maskara yang membingkai mataku masih rapi dan lipstick nude-ku masih bertahan melalui kaca spion tengah mobil, aku bergegas turun dan membanting pintu mobilku. Setiap detik yang berlalu semakin memperbesar masalahku!

Tanpa mempedulikan gerimis aku berlari menuju pintu masuk café tempat Andre sedang menunggu sambil berdoa semoga aku tidak terjatuh. Berlari menembus gerimis dengan mengenakan high heels setinggi 9 cm sama sekali bukan keahlianku. Aku bukan Gigi, adikku semata wayang, yang ahli melakukan apa pun dengan mengenakan high heels bahkan yang setinggi 15 cm.

Hap! Aku mendarat di depat pintu dengan sempurna. Butuh beberapa detik untukku merapikan pakaian dan menepis sisa air hujan sebelum  merasa siap untuk bertemu dengannya. Aku mendorong pintu kaca dan dari jarak sejauh ini aku langsung bisa mengenali punggungnya.

Punggung Andre menggambarkan pribadinya dengan sempurna. Postur yang mengesankan tapi tidak berlebihan, sedikit dingin dan percaya diri. Persis seperti itulah Andre, profesional muda yang memiliki segalanya dan tahu cara menggunakan kelebihannya untuk mendapatkan semua yang diinginkannya. Itu yang membuatku jatuh cinta padanya. Tentu saha selain karena keluarga kami menyetujui dan merestui hubungan kami. Pria dengan rencana masa depan yang matang selalu berhasil menjatuhkanku.

“Hai,” aku mencium pipinya ringan dan aroma khas campuran aroma tubuh dan Salvatore Ferragamo pour Homme langsung menyapa hidungku, “Sorry.”

Sorry untuk …?” Andre terlihat sengaja menggantung kalimatnya.

Sorry karena aku telat pagi ini dan,” aku menarik napas panjang, “Sorry karena aku enggak bisa jemput kamu di bandara kemarin. Mendadak ada masalah di site. Aku kira semuanya udah ter-handle tapi mendadak pipa air bocor dan merusak semua rencana kerja yang …”

It’s okay, By,” dia mengulaskan senyum yang mampu memesona wanita manapun, termasuk aku, “Aku ngerti kesibukan kamu. Malahan aku senang pacar aku sekarang  udah jadi arsitek terkenal.”

“Makasih,” aku menggenggam tangannya hangat walau sebenarnya aku sedikit bingung dengan sikapnya pagi ini. Biasanya aku butuh lebih dari satu jam untuk meminta maaf hanya karena terlambat lima menit. Tapi pagi ini?
“Aku udah pesan chamomile buat kamu dan …” dia memberi jeda dengan menyesap macchiato pesanannya, “Kamu cantik banget hari ini. Aku kira bakalan ngeliat kamu dengan kaos dan jeans tapi ternyata…”

“Udah, enggak usah gombal,” aku berusaha menutupi pipiku yang bersemu merah.
Andre jarang memuji penampilanku.  Berbanding terbalik dengan dia yang sangat mempedulikan penampilannya dan selalu terlihat sempurna, bahkan setelah penerbangan 20 jam penampilannya masih tanpa cela, aku lebih senang mengenakan pakaian yang membuatku nyaman dan tidak terlalu memedulikan detail lainnya.

“Gara-gara ngelihat kamu cantik gini hampir aja aku lupa,” Andre mengambil sesuatu dalam tasnya, “Oleh-oleh spesial buat pacar aku.”

Aku menatap bungkusan yang baru saja diletakkan di atas meja dengan penuh rasa ingin tahu, “Aku buka, ya?”

Andre tidak menjawab, dia hanya menganggukkan kepalanya. Dan itu cukup untukku. Tidak ingin disiksa rasa penasaran lebih lama aku langsung membuka kotak yang dibungkus kertas bermotif khas Jepang. Rasanya sayang untuk menyobeknya tapi aku tidak cukup sabar untuk membukanya dengan hati-hati.

“Tokyo Tower!” Aku langsung berseru senang ketika melihat benda berwarna merah yang ada di dalam kotak pemberiannya. “Makasih, Dre! Aku enggak nyangka kamu sengaja nyariin ini buat aku. Padahal jadwal kamu di sana, kan, padat banget.”

“Aku senang kamu suka,” Andre meremas tanganku, “Aku sengaja nyari yang dari keramik karena tahu kamu enggak suka miniatur dari logam.”

Aku menatapnya penuh terima kasih, “Aku beruntung banget punya pacar sebaik kamu, Dre. I love you.”

Andre tersenyum dan kembali meremas tanganku. Entah kenapa aku merasa kalau Andre terlihat gugup. Tapi itu enggak mungkin karena Andre tidak pernah gugup. Dia selalu terencana dan percaya diri. Mungkin ini karena aku sudah seminggu tidak bertemu dengannya.

“By,” Andre mengambil miniatur Tokyo Tower itu dari tanganku, “Ini juga bisa dibuka, kayak gini.”

Aku langsung menahan napas ketika Andre memisahkan bagian menara dengan dasarnya. Aku tidak pernah menduga kalau hari ini Andre menyiapkan kejutan yang sangat … indah.

Cincin.

Sebentuk cincin dengan sebuah permata dan bertabur berlian di sekelilingnya. Ini pertama kalinya aku melihat permata secantik ini, warnanya begitu indah, begitu sempurna. Model dan potongannya sangat cantik dan elegan, sesuai dengan selera dan gaya Andre.

“Dre …” aku langsung blank. Mendadak semua kosakata yang aku punya seperti menghilang tanpa bekas.


Would you be mine?” Andre berbisik pelan. ***  

Itu dia potongan adegannya. Udah mulai penasaran dong dengan novel My Wedding Dress?
Kalau udah, langsung aja meluncur ke blog host pertama dari rangkaian blogtour My Wedding Dress^^


Blogtour My Wedding Dress

Selamat bersenang-senang!



4 comments:

  1. Siapa yang ga mau punya pacar sempurna kayak Andre? Walaupun agak sedikit strict sama waktu. Dan aku tetap melting huwaaaa T.T
    Aku jadi naksir Andre walaupun... (sebenernya ga tahan pengen ngomong disini, tapi yasudahlah). Kak Dy selalu bikin jatuh klepek2 sama tokoh ciptaannya T.T

    Udah ah ga mau ngomong banyak2 nanti malah spoiler hehehehehe

    ReplyDelete
  2. Waah...senengnya kalo dilamar dengan cara kyk gt. Romantis euy. Walaupun gak dilamar dgn cara kyk gt, minimal baca novelnya deh biar ngerasain sambil ngayal dilamar kyk gt...@Kimol12

    ReplyDelete
  3. Widihhhh...... Romatisnyaaaaaa.. Tapi nggak enak deh...
    Jadi bikin penasaran.. :D :D :D :D
    :'( :'( :'(
    Harus fighting ikutan blogtour nya deh.. :D :D :D

    ReplyDelete